Universitas Teesside ingin 27 stafnya mengambil PHK secara sukarela

Sebuah universitas memangkas staf pengajarnya karena menurunnya jumlah mahasiswa internasional yang mendaftar untuk program studinya.

Universitas Teesside menginginkan 27 staf akademis untuk melakukan redundansi secara sukarela setelah jumlah mahasiswa di beberapa program gelar menurun karena peraturan visa baru yang diperkenalkan pada awal tahun.

Dr Terry Murphy, dari University and College Union (UCU), mengatakan Teesside harus menggunakan kelas-kelas yang lebih kecil untuk meningkatkan kualitas pengajaran daripada “memaksimalkan keuntungan”.

Universitas tersebut mengatakan pihaknya sedang meninjau bagaimana universitas tersebut beroperasi agar menjadi lebih efisien dan memberikan “nilai uang”.

Jumlah pelajar internasional yang belajar di Inggris telah menurun setelah diberlakukannya peraturan pada tanggal 1 Januari yang melarang anggota keluarga mereka untuk pindah ke Inggris bersama mereka.

Dr Murphy mengatakan universitas tersebut berupaya mengurangi peran di departemen bisnis dan bahasa Inggris karena rendahnya penerimaan mahasiswa internasional.

Dia mengatakan serikat pekerja telah diberitahu jika 27 PHK sukarela tidak dapat ditemukan maka universitas telah memperingatkan bahwa mereka akan melakukan PHK wajib pada bulan Januari.

Dr Murphy mengatakan Teesside University berada dalam posisi keuangan yang baik – setelah memperoleh keuntungan £40 juta tahun lalu dan memiliki cadangan £260 juta – dan harus fokus pada peningkatan pengajaran daripada mengurangi staf.

“Jika jumlah mahasiswa berkurang, khususnya mahasiswa luar negeri, yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan staf untuk memberikan pengajaran yang lebih banyak kepada mahasiswa yang ada, kelas yang lebih kecil, dan kualitas yang lebih baik,” ujarnya.

“Sepanjang keberadaannya, Teesside tidak pernah memiliki paket redundansi wajib dan kami pikir sekarang bukan waktu yang tepat untuk memulainya.”

Seorang juru bicara Universitas Teesside mengatakan meskipun “posisi keuangannya kuat” mereka berupaya untuk “melakukan mitigasi terhadap konteks keuangan yang semakin menantang”.

“Kami sedang meninjau model operasi dan pengeluaran kami, mengidentifikasi efisiensi dan memastikan kami terus memberikan nilai uang,” kata juru bicara tersebut.

“Ini termasuk pilihan untuk melakukan redundansi secara sukarela di sejumlah kecil bidang akademik, di mana jumlah siswanya telah menurun.”